BELAJAR KESABARAN PADA BAPAK SEKARJAYA (Guru SD Beranak Sebelas)
Bapak Sekarjaya adalah rekan kerja saya, sesama guru di SDN Jatisari 1. Pria 55 tahun itu, orangnya rajin, sabar, dan banyak akal. Mungkin jarang orang seperti dia, apalagi memiliki sebelas anak. Semua diasuh, dirawat dalam satu rumah.
Wah, kalau di dalam rumah pasti ramai. Kalau mau ada apa-apa, cukup satu keluarga saja. Mau ulang tahun, atau makan bersama gak usah ngundang orang lain. Antara kakak adik juga sudah cukup.
Dengan anak berjumlah sebelas, bisa dibayangkan bagaimana keadaan di rumah. Mau mandi, antri. Mau makan, tunggu giliran. Belum di antara kakak adik berebut mencari perhatian ayah dan ibunya. Pasti seru, deh!
Meskipun keadaan rumah seperti itu, keadaan Bapak Sekarjaya sangat tegar. Beliau menjalaninya dengan penuh kesabaran.
“Saya memiliki sebelas anak itu merupakan jejak nenek” katanya suatu ketika saat kami mengobrol, “nenek saya juga beranak sebelas”
“Berarti keturunan beranak banyak, dong?” tanya saya.
“Benar. Tepat sekali” katanya.
“Eh, ngomong-ngomong, Bapak Sekarjaya hapal enggak nama semua anak?!” tanya saya ngetes, “coba sebutkan satu persatu secara lengkap!”, Beliau kemudian menyebutkan satu persatu. Sampai anak ke 7, lancar. Tapi, mulai anak ke 8 seperti lupa.
“Coba, saya lihat kartu keluarganya!” pinta saya. Beliau segera bergegas ke lemari penyimpanan berkas kepegawaian. Kemudian memberikannya pada saya. Tertulis nama anak di KK ada 8.
“Kartu Keluarganya tidak muat, Pak!” kata Pak Sekarjaya.
“Ha...., ha.....” kami jadi tertawa.
Demikianlah obrolan kemudian berlanjut pada suka duka mengurus sebelas anaknya. Disebutkannya bahwa untuk kebutuhan makan, beras yang dimasak 4 liter sehari. Ada saja anak yang sakit. Sembuh yang satu yang lain, sakit. Repotnya kalau sudah ingin jajan. Tidak cukup uang sedikit. Beruntung anak yang sudah besar bisa memahami keadaan keluarganya. Kalau pergi sekolah, cukup sarapan di rumah, tidak bekal ke sekolah pun tidak jadi masalah.
Meskipun demikian, manusiawi terkadang Bapak Sekarjaya mengeluh juga. Gajinya sebagai PNS tidak memadai. Saat membutuhkan dana untuk suatu keperluan, sulit sekali tersedia. Bila hal ini dikeluhkan pada ibunya (70 tahun), disuruhnya untuk tetap bersabar.
“Sabarlah! Namanya juga punya banyak anak. Semua yang ada harus dibagi-bagi” demikian pesan ibunya.
Pada kesempatan mengobrol itu, saya ikut memberikan pesan penting untuk jangan lupa mengajarkan kasih sayang dan tolong menolong pada anak-anak. Jangan sekali bertindak kasar.
“Saya tidak pernah memukul, Pak!” katanya memotong.
“Bagus, Pak. Tindakan orang tua yang melukai hati anak itu akan membekas sangat lama, dan sulit obatnya. Anggap saja anak-anak ini amanat yang harus dijaga, diurus dan dirawat” tambah saya.
Sesaat Bapak Sekarjaya terdiam.
“Kalau orang kaya dititipi dengan banyak harta, maka Bapak dititipi dengan banyak anak” kata saya menghibur, “sama-sama banyak, kan?” Selanjutnya saya sebutkan bahwa Rasululloh pun pernah memerintahkan untuk mengawini wanita yang bisa punya anak banyak karena kelask kalian akan dibanggakan dengan banyak anak itu. Doa anak yang sholeh akan memasukkan kita ke dalam surganya Alloh.
Semoga Bapak Sekarjaya tetap bersabar, dan kita bisa belajar tentang kesabaran kepadanya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Subhanallah, semoga anakanaknya jadi orang sukses semua
luar biasa bisa dicontoh
Saluuut... Dengan anaknya yabg banyak beliau bisa mendidik tanpa memukul... MasyaAllah...
Ya, sabar itu Bu Neli Martati
Banyak anak, banyak rezeki. Mantappp...salut saya ya, Pak.
Banyak anak banyak rezeki. Setiap anak membawa rezekinya masingmasing. Alhamdulillah.
Benar, terimakasih ya sudah kasih komentar.
Memang sebagai orang tu kita harus sabar dengan satu , dua atau sebelas anak pun tetap sama . Sabar...agar hidup bisa tenang dan dami
MasyaAllah. Ikutan belajar sabar dan merasa diingatkan sebagai orang tua.
Ya, Bu Sumarni. Kita sebarkan kasih sayang ya!
Subhanallah SALUT saya ustaz!!!
Terima kasih ya!
Subhanallah..